Berkhidmad Untuk Neraka

Catatan Muslim~ Bila datangnya agama diyakini hendak akan menyelamatkan manusia yang jahat dari neraka”, kini ada kelompok yang menerjemahkan “agama untuk memasukkan manusia yang jahat ke dalam neraka”. Kebaikan dalam pahaman ke-agama-an kelompok ini, bukan milik orang yang terlanjur mereka duga berperilaku buruk.

Secara sederhana, manusia memahami bahwa masuk ke dalam jurang akan mengakibatkan kematian yang mengenaskan, namun kali ini ada segolongan orang yang memahami bahwa orang yang terlanjur di pinggir jurang dan terancam jatuh tidak butuh diselamatkan. Akibatnya mereka mendorong orang tersebut masuk ke dalam jurang. Kematian mengenaskan yang akan menimpa orang tersebut bagi mereka tidak perlu dihindari tetapi harus disegerakan.

Pemikiran ini berlaku bagi mereka yang gemar membunuh manusia, dasar pikiran mereka bahwa sesat kafir itu tidak memiliki peluang untuk disadarakan. Anehnya, mereka mendasarkan perilaku ini dengan dalih agama. Ketika mereka membunuh orang yang dianggap sesat itu, sudah pasti mereka meyakini bahwa yang mereka bunuh itu masuk ke dalam neraka. Di titik inilah mereka sementara berkhidmat untuk neraka.

Agama yang datang hendak menyelamatkan manusia yang berperilaku buruk-jahat di tangan mereka berubah menjadi alat memasukkan manusia ke dalam neraka. Bagi yang dianggap sesat-kafir, tidak ada kesempatan memuliakan dirinya di hadapan Tuhan dan masyarakat. Potensi manusia dianggap sudah berhenti. Sebab itulah membunuh ratusan manusia lewat bom bunuh diri di mesjid, di tempat-tempat umum dilakukan dengan wajah tanpa dosa.
Mereka dengan bangganya meledakkan diri,menembak membabi buta serta memenggal kepala manusia dengan penuh kepuasan.

Nabi Musa as pada zamannya datang menyeru kepada Firaun untuk memperbaiki diri, menyadarkan manusia dari kezaliman. Muhammad SAW diutus untuk menyelamatkan manusia dari ke-jahilia-an total. Nabi mendapat mandat dari Tuhan menggelar sejarah penyelamatan semuamanusia, manusia yang berperilaku buruk diajarkan mengubah dirinya dalam suasana kebaikan, manusia yang baik diajarkan meningkatkan kualitas kebaikannya, begitu seterusnya sampai manusia sebagai penganut agama menjadi rahmat bagi seluruh manusia yang lain. Tradisi kenabian ini dianggap oleh kelompok ini dan pengikutnyatidak relevan lagi. Bisa dikatakan, mereka seolah melampaui nabi.

Yang menjadi hujjah kelompok ini adalah kata “kafir”. Nah, kata kafir ini yang meluapkan ekspresi kedunguan mereka, melipat gandakan keburukan yang mereka duga baik. Terhijab atau tertutupnya sesuatu dari pandangan manusia itu disebut kafir, sementara puncak kekafiran dalam realitas sosial adalah manusia tak melihat sisi kemanusiaan dalam menganjurkan kebaikan, mereka meliburkan dirinya dari kemanusiaannya.

Mereka yang berkhidmat untuk neraka adalah mereka yang abai terhadap kemanusiaan,, yang lebih penting lagi mereka jauh dari kasih sayang seperti mandat agama yakni rahmatan lil alamin.

Tweet